Little Big Master (2015)
Industri perfileman Hongkong tak henti-hentinya menyajikan karya terbaik bagi pecintanya, kali ini ada sebuah film yang berjudul Little Big Master yang resmi tayang pada tahun 2015. Jam terbang dari nama besar aktor dan aktris yang bermain di dalamnya membuat pesan mendalam dari film ini sampai kepada penontontonnya. Sebut saja nama seperti Louis Koo dan Mariam Yeung yang keduanya sudah tidak tidak diragukan lagi kwalitas aktingnya, tak ayal film ini menjadi box office dengan meraup pendapatan 46.5 juta dollar Hongkong.
Film Little Big Master sendiri merupakan hasil karya yang diadaptasi dari kisah nyata tentang kondisi semua sekolah taman kanak-kanak di Hongkong, film ini juga mencertikan drama perjuangan hidup sepasang suami istri dalam mengarungi rumah tangga karir dan impian mereka berdua. Sang istri bernama Lui (Miriam Yeung) yang bekerja sebagai kepala sekolah dan suaminya Tang (Louis Koo) bekerja sebagai enginer di musium.
Lui merupakan seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, dia ingin murid-muridnya belajar secara menyenangkan bukan belajar dibayangi ketakutan karena tingginya tuntuan orang tua dan sekolah. Perbedaan pandangan dengan pihak manajemen sekolah membuat dia mengudurkan diri dari jabatanya sebagai kepala sekolah, sang suami Tang juga memiliki problem yang tak kalah pelik, minimnya dukungan di musium membuat dia berencana untuk mengakhiri karirnya, Tang ingin mengajak Lui untuk mewujudkan cita-cita mereka untuk berkeliling dunia.
Di suatu momen tanpa sengaja Lui melihat sebuah berita di televisi, dimana ada sebuah sekolah taman kanak-kanak yang sedang mencari kepala sekolah baru yang mana sekolah tersebut akan ditutup pihak manajemen karena kekurangan murid. Saat ini hanya tersisa 5 murid dengan 1 guru pengganti yang dimana salah satu muridnya akan lulus tahun ini, jika tahun depan sekolah tidak bisa memenuhi kuota minimal 5 orang murid, maka pihak manajemen terpaksa akan menutupnya. Melihat informasi tersebut Lui merasa terpanggi dan bergegas untuk melihat secara langsung bagaimana kondisi sekolahan yang akan ditutup itu.
Sesampainya di lokasi, Lui mendapati kondisi sekolahan yang tidak terusus dan terisolasi, bahkan warga sekitar pun menunjukan sikap pesimisnya akan keberlangsungan sekolah yang bernama Yuen Tin itu. Di sana dia hanya mendapati 5 siswi yang sedang berdian diri di dalam kelas karena tidak ada guru yang mengajar, ia pun mencoba mengajak berkenalan dengan siwsi-siswi tersebut yang rupanya takut akan keberadaan orang asing.
Ketakutan ini adalah hasil dari stigma orang-orang di sekitarnya yang menakut-nakuti jika orang lain tau keberadaan mereka yang berasal dari keluarga kurang beruntung tidak akan sukses di masa depan. Kelima murid spesial ini bernama Tam Mei-Chu, Jennie Fathima, Kitty Fathima, Ho Siu-Shet dan Lo Ka-Ka (urutan dari kiri ke kanan pada gambar di bawah ini).
Dari sini lah Lui meneguhkan niatnya untuk menjadi menjadi kepala sekolah di TK Yuen Tin, sang suami mendukung penuh apa yang istrinya pilih. Perjuangan Lui untuk menyelamatkan sekolah tidak berhenti sampai di sini, kelima muridnya memiliki problem masing-masing yang dimana dia harus menyelesaikan masalah tersebut agar murid-muridnya tetap melanjutkan sekolah, belum lagi dia harus berjuang untuk mencari murid baru agar sekolahnya tidak jadi ditutup.
Kali ini kita tidak akan membahas film ini terlalu jauh, karena film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton secara langsung bersama keluarga atau pasangan. Banyak nilai kebaikan yang coba disampaikan lewat film ini, tidak menutup kemungkinan penonton akan meneteskan air mata jika menonton film ini secara detail. Little Big Master mendapat nilai 7.3/10 dari IMDB dan mendapat respon baik 95% dari user google, sudah sedikit menjelaskan bagaimana kwalitas dari film ini.
Akting dari kepala sekolah Lui yang diperankan oleh Miriam Yeung layak mendapat apresiasi lebih, di mana dia sukses membentuk karakter kepala sekolah sekaligus guru yang ideal bagi anak-anak. Jangan lupa untuk terus membaca dan share artikel-artikel di blog kami ya.
0 komentar:
Post a Comment